Kejadian ini sudah lama, lama sekali [abad kedelapan SM, jika memang hal ini terjadi], ketika kerajaan Qin masih muda dan terancam oleh suku Bar - bar di selatan yaitu Quan Rong. Oleh karena alasan inilah, di sana terdapat sebuah rambu api di puncak Gunung Li yang dinyalakan jika suku Barbar mendekat. Raja mempunyai selir cantik yang sangat dia cintai, tetapi dia tidak bahagia karena dia selalu bersedih dan tidak pernah tersenyum. Oleh karena itu dia berkata, “Siapa saja yang bisa membuat dia tersenyum akan diberi hadiah sebayak seribu keping emas.” Seorang pejabat mengatakan, “Baginda, tuan bisa membuat dia tertawa dengan memainkan sebuah lelucon. Nyalakan rambu api dan raja-raja feodal anda akan datang berlari membela tuan. Kemudian tuan katakan kepada mereka bahwa tuan menipu mereka, dan menyuruh mereka pulang.” Raja berpikir itu adalah gagasan yang baik. Api dinyalakan para raja feodal datang dengan berlari, raja melakukan lelucon ini dengan mengorbankan dirinya, mereka mengeluh dengan sengit─dan selir itu tersenyum serta sang pejabat menerima 1.000 keping emas. Namun (tentu saja) kemudian terjadi serangan yang sesungguhnya, rambu menyala memberi peringatan dan raja feodal berkata, “Oh, ada lelucon lagi!” dan tatap tinggal di tempat. Selir ditangkap, raja dibunuh, dan dinasti jatuh.
Pesan moral : Jangan biarkan hatimu mengatur kepalamu.
( From THE TERRACOTTA ARMY by John Man ) .
0 comments:
Posting Komentar